" ADAB BERTEMAN "
Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak)
Islam sangat memerhatikan masalah adab. Bahkan semua
persoalan adab dijelaskan secara sempurna dalam Islam. Ketika seorang
Yahudi berkata kepada Salman z, “Apakah Nabi kalian mengajari kalian
sampaipun masalah buang hajat?” Beliau z berkata, “Ya. Beliau mengajari
kami ….”1
Inilah Islam. Semua yang mendatangkan kemaslahatan dunia dan akhirat telah ada di dalam Islam, termasuk adab berteman.
Banyak dalil dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menjelaskan adab-adab berteman. Diantaranya:
Berteman hanya karena Allah l
Rasulullah n menyatakan:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ؛
إِمَامٌ عَادِلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ،
وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلِّقٌ بِالـمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي
اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ
امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصَبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهُ
وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالَهُ
مَا تُنْفِقُ يَمِينَهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ
عَيْنَاهُ
“Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan pada saat dimana tidak ada
naungan kecuali naungan Allah l: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh
dalam ibadah kepada Allah l, seseorang yang hatinya senantiasa terkait
dengan masjid, dua orang yang saling cinta karena Allah l, bersatu dan
berpisah di atasnya, seseorang yang diajak berzina oleh seorang wanita
yang memiliki kedudukan dan kecantikan namun pemuda tersebut berkata,
‘Aku takut kepada Allah l’, seseorang yang bershadaqah dan ia
menyembunyikan shadaqahnya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa
yang diinfaqkan tangan kanannya, serta seseorang yang berdzikir kepada
Allah l sendirian hingga meneteskan air mata.” (HR. Al-Bukhari no. 660,
Muslim no. 1031)
Rasulullah n berkata:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ: مَنْ
كَانَ اللهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ
يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ
يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ
أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Tiga hal, jika ketiganya ada pada seseorang dia akan merasakan lezatnya
iman: Allah l dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, cinta
kepada seseorang semata-mata hanya karena Allah l, dan dia tidak senang
kembali kepada kekufuran sebagaimana dia tidak ingin dilemparkan ke
dalam api.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah n berkata:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجِدَ طَعْمَ الْإِيْمَانِ فَلْيُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ
“Barangsiapa yang ingin merasakan lezatnya iman hendaknya dia tidak
mencintai seseorang kecuali karena Allah l.” (HR. Ahmad, dihasankan
Asy-Syaikh Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6164)
Memilih teman yang baik
Telah kita sebutkan di awal pembahasan bahwa tidak semua orang bisa kita
jadikan teman. Sehingga seorang muslim yang ingin menyelamatkan
agamanya hendaknya memilih teman yang baik. Rasulullah n bersabda:
الْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang ada di atas agama temannya, maka hendaknya salah seorang
kalian meneliti siapa yang dijadikan sebagai temannya.” (HR. Ahmad dan
Abu Dawud no. 4833, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam
Ash-Shahihah no. 127)
Al-Imam Qatadah t berkata: “Demi Allah. Kami tidaklah melihat seseorang
berteman kecuali dengan yang setipe dan sejenis (satu sama sifatnya).
Maka hendaknya kalian berteman dengan hamba-hamba Allah l yang shalih
agar kalian bersama mereka atau seperti mereka.”
Ditanyakan kepada Sufyan t, “Kepada siapa kami bermajelis?” Beliau
menjawab, “Seseorang yang jika engkau melihatnya engkau ingat Allah l,
amalannya mendorong kalian kepada akhirat, dan ucapannya menambah ilmu
kalian.” (Lihat Min Hadyis Salaf hal. 54-55)
Ibnu Hibban t berkata, “Seorang yang berakal tidak akan bersahabat dengan orang-orang jahat.”
Beliau juga berkata: “Empat hal yang termasuk kebahagiaan seseorang:
Istri yang senantiasa taat kepadanya, anak-anak yang shalih, teman-teman
yang baik, dan rezekinya di negerinya.” (Lihat Ni’matul Ukhuwah hal.
22)
Menjaga kerukunan
Rasulullah n berpesan kepada Mu’adz dan Abu Musa c:
يَسِّرَا وَلَا تُعَسِّرَا وَبَشِّرَا وَلَا تُنَفِّرَا وَتَطَاوَعَا
“Berilah kemudahan dan jangan membuat sulit orang lain, berilah kabar
gembira yang membuat orang senang dan jangan membuat orang lari dari
agama Islam, serta hendaknya kalian rukun serta tidak berselisih.”
Ini adalah adab yang senantiasa harus dijaga, terlebih lagi oleh setiap muslim, terlebih lagi para dai ilallah.
Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam berkata, “Aku telah mendengar Asy-Syaikh
Muqbil berkata (dan ini aku dengar lebih dari satu kali): Demi Allah l,
aku tidaklah mengkhawatirkan atas dakwah ini melainkan dari diri-diri
kita sendiri.”
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam berkata, “Demi Allah l. Syaikh
telah memiliki firasat yang sangat kuat. Rasulullah n seringkali berkata
dalam khutbahnya:
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
“Kita berlindung kepada Allah l dari kejahatan diri-diri kita dan kejelekan amal-amal kita.”
Jiwa-jiwa kita, walau bagaimanapun baiknya, masih mungkin menerima dan
terkena kejelekan. Demi Allah l, sekaranglah waktunya kita mengoreksi
aib dan dosa-dosa kita jika memang kita merasa sebagai orang yang
berusaha menjaga agama ini. Asy-Syaikh Muqbil t tahu bahwa dakwah ini
mempunyai musuh dari luar dan dari dalam. Namun bahaya mereka tidak
sebesar mudharat yang muncul dari penyimpangan orang-orang yang
mengemban dakwah ini. Hendaknya masing-masing kita mengoreksi diri serta
menimbang ucapan dan perbuatannya, yang lahir dan batin, dengan
timbangan syar’i. Wallahul musta’an.” (Al-Qaulul Hasan fi Ma’rifatil
Fitan hal. 63)
Lemah lembut kepada teman
Allah l menjelaskan tentang sifat Rasulullah n dan orang-orang yang bersamanya:
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan
dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka.” (Al-Fath: 29)
Rasulullah n bersabda:
مَا كَانَ الرِّفْقُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ، وَلَا نُزِعَ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ
“Sikap lemah lembut tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan
memperindahnya dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan membuatnya
jelek.” (HR. Muslim)
Rasulullah n berkata kepada Aisyah x:
مَهْلًا يَا عَائِشَةُ، إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ
“Tenanglah wahai Aisyah. Sesungguhnya Allah l mencintai kelembutan dalam segala urusan.” (HR. Al-Bukhari)
Sedang-sedang (tidak berlebihan) dalam mencintai teman
Dari hadits Abu Hurairah z, Rasulullah n bersabda:
أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيْضَكَ يَوْمًا
مَا، وَأَبْغِضْ بَغِيْضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ
يَوْمًا مَا
“Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya. Bisa jadi orang yang
sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. Dan bencilah
orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia
menjadi orang yang harus kamu cintai.” (HR. At-Tirmidzi no. 1997 dan
dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 178)
Umar bin Al-Khaththab z berkata, “Wahai Aslam, janganlah rasa cintamu
berlebihan dan jangan sampai kebencianmu membinasakan.” Aslam berkata,
“Bagaimana itu?” Umar z berkata, “Jika engkau mencintai seseorang,
janganlah berlebihan seperti halnya anak kecil yang menyenangi sesuatu
dengan berlebihan. Jika engkau membenci seseorang, jangan sampai
kebencian menimbulkan keinginan orang yang kamu benci celaka atau
binasanya.”
Al-Hasan Al-Bashri t berkata, “Hendaknya kalian mencintai jangan
berlebihan dan membenci tidak berlebihan. Telah ada orang-orang yang
berlebihan dalam mencintai satu kaum akhirnya binasa. Ada pula yang
berlebihan dalam membenci satu kaum dan mereka pun binasa.” (Lihat
Ni’matul Ukhuwah hal. 41)
Menerima kekurangan teman
Rasulullah n bersabda:
لَا يَفْرُكُ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً، إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah seorang mukmin membenci mukminah. Jika dia tidak senang satu
akhlaknya niscaya dia akan senang dengan akhlaknya yang lain.”
Asy-Syaikh Muhamad bin Shalih Al-Utsaimin t menyatakan, “Walaupun hadits
ini berkaitan tentang suami istri, namun juga berlaku dalam adab
berteman.” (Lihat Syarah Riyadhish Shalihin)
Ibnu Qudamah t berkata: “Ketahuilah, jika engkau mencari seseorang yang
bersih dari kekurangan, niscaya engkau tak akan mendapatkannya.
Barangsiapa yang kebaikannya lebih mendominasi daripada kejelekannya,
itulah yang dicari.” (Mukhtashar Minhajil Qashidin hal. 101)
Jangan mencerca teman
Mencerca teman mengesankan bahwa engkau tidak sabar dalam bersahabat
dengannya. Tidak sepantasnya engkau mencerca temanmu dalam semua
masalah, yang besar dan kecil. Bahkan tidak semua orang pantas untuk
dicerca.
Allah l berfirman:
“Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.” (Al-Hijr: 85)
Ali bin Abi Thalib z berkata: “Yakni ridha, tanpa mencercanya.”
Dari Anas bin Malik z: Aku tidak pernah memegang dibaj (satu jenis
sutera) yang lebih lembut dari tangan Rasulullah n. Aku telah menjadi
pelayan Rasulullah n selama sepuluh tahun. Tidak pernah sekalipun beliau
berkata: “Ah.” Tidak pernah pula beliau berkata tentang apa yang
kulakukan: “Kenapa kau lakukan?” dan tidak pernah pula ketika aku tidak
melakukan sesuatu, beliau berkata: “Kenapa tidak kau lakukan ini dan
ini?” (HR. Al-Bukhari no. 3561 dan Muslim no. 2309)
Al-Mawardi t berkata, “Banyak mencerca adalah sebab putusnya hubungan persahabatan ….” (Lihat Ni’matul Ukhuwah hal. 17-54)
1 HR. An-Nasai, Kitab Ath-Thaharah, Bab An-Nahyu ‘an al-iktifa’ fil istithabah bi aqalla min tsalatsati ahjar.
sumber : http://asysyariah.com/adab-adab-berteman.html
" Kehidupan adalah hal yang menyenangkan, banyak sekali hikmah yang dapat di ambil dari kehidupan ini,tapi tidak melupakan hakikat dari kehidupan. pililah yang baik, agar tujuan hakiki dari kehidupan ini tercapai".
Selasa, 11 Juni 2013
mencintai karena Allah
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن
سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له من يضلل فلا هاديله، وأشهد أن لا
إلـه إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
Segala puji bagi Allah, kita memujinya, memohon pertolongan dan ampunan kepadaNya kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita, barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah.
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan Allah.
يأيها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته، ولاتموتن إلاوأنتم مسلمون
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam.” (QS. Ali ‘Imran : 102)
يأيهاالناس اتقواربكم الذى خلقكم من نفس وحدة وخلق منهازوجها وبث منهمارجالاكثيرا ونساءۚ واتقوا الله الذى تساءلون به والأرحامۚ إن الله كان عليكم رقيبا
“Wahai manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripadanya keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) NamaNya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silahturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS. An-Nisa’ :1)
يأيهاالذين ءامنوا اتقوا الله وقولوقولاسديدا يصلح لكم أعملكم ويغفرلكم ذنوبكمۗ ومن يطع الله ورسوله، فقدفازفوزاعظيما
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu sosa-dosamu dan barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzaab : 70-71)
Amma ba’du :
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشرالأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فيالنار.
“Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan dalam agama, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu ditempatnya di Neraka.” (1)
Sesungguhnya cinta dan benci karena Allah Subhanallahu wa Ta’ala merupakan pintu yang sangat agung di antara pintu-pintu kebaikan di akhirat. Dan merupakan sebab seseorang mendapatkan kelezatan iman di dunia. Sebagian orang mengira bahwa cinta dan benci merupakaan suasana hati yang tidak mampu manusia mengendalikannya. Bagaimana ia bisa memaksakan diri untuk mencintai ini dan membenci itu!?
Sebagaimana yang dimaklumi dalam Islam bahwa hati mengikuti aqidah dan iman yang ada di dalamnya. Barangsiapa beriman bahwa Allah adalah Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Rasul, maka ia pasti mencintai orang-orang yang mencintai Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Oleh karena itu cinta karena Allah dan benci juga karena Allah merupakan kewajiban atas setiap Muslim.
Allah telah memperingatkan kita dari sikap berlebihan pada kedua perkara ini. Agar tidak terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. Sebagaimana yang disebutkan di akhir surat al-Anfaal :
والذين كفروا يعضهم أوليـاء بعضۚ إلا تفعلوه تكن فتـنه فى الأرض وفساد كبير
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para Muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al-Anfaal : 73)
Allah dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa Sallam telah menuntun kita bagaimana cara mencintai dan membenci karena Allah. Apabila kita melaksanakannya niscaya akan membawa kita kepada kelapangan dan keteduhan, yakni keimanan dan keamanan.
Oleh karena itu saya kumpulkan hadits-hadits dan perkatan-perkatan yang membicarakan tentang kewajiban kita untuk saling mencintai sesama muslim kemudian saya tuliskan dalam catatan ini semampu saya. Ketika kita telah memahami arti pentingnya saling mencintai karena Allah, niscaya kita akan mencintai saudari kita hanya karena Allah dan bukan dengan maksud tertentu. Saya memohon kepada Allah, karena kecintaanku kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa Sallam serta siapa saja yang mencintai keduanya, agar menyatukan hati kaum Muslimin di atas agama yang haq dan menerima amal ini dariku dengan penerimaan yang baik, sehingga menjadi orang-orang yang saling mencintai karena Allah, dan agar menjadi penuntun bagi orang-orang yang saling mencintai karena Allah dengan cara yang lebih lurus dan dengan cara yang lebih indah. Insya Allah.
Saudariku, jangan kau tinggalkan aku dalam ketidaktahuanku.
Saudariku, jangan kau tinggalkan aku dalam ketidakpahamanku.
Saudariku, jangan tinggalkan aku dalam kebodohanku.
Saudariku, jangan kau biarkan aku tersesat dalam jalan yang gelap.
Saudariku, jangan tinggalkan aku sendiri bersama kesepian.
Saudariku, aku ingin nasehat darimu.
Saudariku, aku ingin kau mengajari akan ilmu dien.
Saudariku, aku ingin kasih sayangmu sebagai muslimin.
Saudariku, aku ingin kau marahi di saat aku berlaku salah.
Saudariku, jangan kau diam atas kesalahan yang kulakukan.
Perkataan seorang penyair dalam Al-Hubbu wal Bughdhu Fillaah berkata :
عليك بإغبــاب الزيـارة إنهـا إذا كثرت كانت إلى الهجر مسلكا
فـإني رأيت الغيث يسـأم دائمــا ويسأل ب لأيدي إذا كان ممسكا
“Hindari olehmu sering melakukan kunjungan karena sungguh jika terlalu banyak, akan menimbulkan kebencian.
Sungguh aku lihat hujan bila turun tiap hari akan membuat bosan dan apabila tertahan justru tangan-tangan akan menengadah memohon kedatangannya”.
Seorang penyair lain mengatakan :
أقلـل زيـارتك الصديـق تكون كالثوب استجده
وأمل شـيء لامرىء أن يـزال يـراك عنـده
“Batasilah kunjungan kepada sahabatmu, maka engkau seperti pakaian yang senantiasa baru.
Sungguh seseuatu yang paling membosankan bagi seseorang bila ia selalu melihatmu di sisinya”
Hadbah bin Khasyram berkata :
وابغض إذا أبغضت بغضا مقاربا، فإنك لاتدري متى أنت راجع
وكن معدنا للخير واصفح عن الأذى، فـإنك راء ما عملت وسامع
وأحبب إذا أحببت حبا مقاربا، فإنك لاتدري متى أنت نازع
“Jika engkau membenci, bencilah dengan kebencian sewajarnya, karena sesungguhnya engkau tidak tahu, suatu ketika engkau akan kembali. Jadilah engkau barang tambang bagi kebaikan dan berilah maaf atas kesalahan, karena sesungguhnya engkau melihat dan mendengar apa yang engkau lakukan. Jika engkau mencintai, cintailah dengan cinta sewajarnya sebab engkau tidak tahu, suatu ketika engkau memutus cinta itu.
An Namar bin Taulab berkata :
أحبب حبيبـك حبا رويـدا، فليس يعو لـك أن تصرما
وابغض بغيضك بغضا رويدا، إذا أنت حـاولت أن تحكما
“Cintailah kekasihmu dengan cinta sewajarnya niscaya tidak akan membebanimu, bila kamu memutus cinta itu dan bencilah musuhmu dengan benci sewajarnya, karena bila engkau berusaha mencintainya, maka engkau akan bersikap bijak padanya.”
Umar bin Khattab berkata : “Jika engkau mencintai janganlah berlebihan seperti seorang anak kecil mencintai sesuatu. Dan, jika engkau membenci, janganlah berlebihan hingga engkau suka mencelakai sahabatmu dan membinasakannya.”
Hadits Pertama :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
الدين النصيحة، قلنا: لمن؟ قال: لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم.
“Agama itu nasehat! Kami bertanya : “Bagi siapa? Rasul Menjawab :”Bagi Allah, KitabNya, RasulNya, para pemimpin kaum muslimin dan bagi segenap kaum muslimin.”(1)
Hadits Kedua :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
أحبب حبيبك هونا ما عسى أن يكون بغيضك يوما ما وأبغضك هونا ما عسى أن يكون حبيبك يوما ما.
“Cintailah orang yang kamu cintai sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan, bencilah orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau cintai.” (2)
Hadits Ketiga :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
زرغبا تزدد حبا.
“Kunjungilah (saudaramu) secara jarang-jarang niscaya rasa kasih sayang akan bertambah.” (3)
Hadits Keempat :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
إذا أحب أحدكم أخاه فى الله، فليعلمه، فإنه أبقى في الألفة وأثبت في المودة.
“Apabila salah seorang dari kamu mencintai saudaranya karena Allah hendaklah ia memberitahu kepadanya, karena hal itu dapat melanggengkan kasih sayang dan memperkuat rasa cinta.” (4)
Hadits Kelima :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
من سره أن يجد حلاوة الإيمان فليحب المرء لا يحبه إلا لله عز وجل.
“Barangsiapa yang ingin meraih kelezatan iman hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah.” (5).
Hadits Keenam :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
من أحب لله وأبغض لله وأعطى لله ومنع لله فقد استكمل الإيمان.
“Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan (tidak memberi) karena Allah. Sungguh ia telah menyempurnakan keimanan.” (6)
Hadits Ketujuh :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
لا تدخلون الجنة حتى تؤمنوا، ولا تؤمنوا حتى تحابوا، أولا أدلكم على شيء إذا فعلتموه تحاببتم؟ أفشوا السلام بينكم.
“Kalian tidak akan masuk Surga hingga beriman. Dan kalian tidak akan beriman hingga saling berkasih sayang. Maukah kalian aku beritahu seseuatu yang apabila kalian melakukannya niscaya kalian akan saling berkasih _sayang? Sebarkanlah salam diantara kalian”. (7)
Hadits Kedelapan :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
إذا أحب أحدكم صاحبه فليأته في منزله، فليخبره بأنه يحبه لله عز وجل.
“Apabila salah seorang di antara kamu mencintai sahabatnya, hendaklah ia mendatangi rumahnya dan memberitahukan kepadanya bahwa ia mencintainya karena Allah”. (8).
Hadits Kesembilan :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
ماتحاب رجلان في الله تبارك وتعالى إلا كان أفضلهما أشدهما حبا لصاحبه.
“Apabila dua orang laki-laki saling mencintai karena Allah, maka yang paling utama adalah yang paling mencintai rekannya”. (9)
Hadits Kesepuluh :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
أن رجلا زار أخا له في قرية أخرى فأر صد الله له على مدرجته ملكا فلما أتى عليه. قال: أين تريد؟ قال: أريد أجالي في هذه القرية. قال: هل لك عليه من نعمة تربها؟ قال: لا، غير أني أحببته في الله عز وجل. قال: فإني رسول الله إليك بأن الله قد أحبك كما أحببته فيه.
“Seorang laki-laki mengunjungi saudaranya (seiman) di kota lain. Lalu Allah mengirim satu malaikat untuk mengikuti perjalanannya. Tatkala bertemu dengannya, Malaikat itu bertanya : “Ke manakah engkau hendak pergi? “Ia menjawab : “Aku hendak mengunjungi saudaraku di kota ini’.Malaikat itu bertanya lagi : “Adakah suatu keuntungan yang engaku harapkan darinya?’ Ia menjawab : ‘Tidak ada, hanya saja aku mencintainya karena Allah. Maka malaikat itu berkata : “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu untuk menyampaikan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintainya karena Allah”. (10).
Hadits Kesebelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
تهادوا تحابوا.
“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling menyayangi”. (11)
Hadits Keduabelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
إذا أحب الله عبدا نادى جبريل: إن الله يحب فلانا، فأحبه، فيحبه جبريل، فينادي جبريل في أهل السماء: إن الله يحب فلانا، فأحبوه، فيحبه أهل السماء، ثم يوضع له القبول في أهل الأرض.
“Apabila Allah mencintai seorang hamba niscaya Jibril akan berseru : “Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah dia. Maka Jibril pun mencintainya, lalu Jibril menyerukan kepada penghuni langit : “Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah dia. Maka penghuni langit pun mencintainya, kemudian diberikan kepadanya penerimaan yang baik di kalangan penduduk bumi”. (12)
Hadits Ketigabelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda dalam sebuah riwayat dari Rabbnya :
قال الله تعالى: حقت محبتي للمتحابين في.
“Allah berfirman : “Cinta-Ku telah ditetapkan bagi siapa saja yang saling mencintai karena Aku”. (13)
Hadits Keempatbelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
إن الله يقول يوم القيامة: أين المتحابون بجلالي اليوم أظلهم في ظلي يوم لا طل إلا طلي.
“Sesungguhnya Allah akan bertanya nanti pada hari Kiamat : “Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka di bawah naungan-Ku yang tiada yang tiada naungan kecuali naungan-Ku.” (14)
Hadits Kelimabelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda dalam sebuah riwayat dari Rabbnya :
قال الله عز وجل: المتحابون في جلالي لهم منابر من نور يغطهم النبيون والشهداء.
“Allah berfirman : “Orang-orang yang saling mencintai karena keagunganKu, bagi mereka mimbar-mimbar dari cahaya yang membuat cemburu para Nabi dan Syuhada”. (15)
Hadits Keenambelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
إن من عباد الله عبادا ليسوا بأنبياء، يغبطهم الأنبياء والشهداء، قيل: من هم لعلنا نحبهم؟ قال: هم قوم تحابوا بنور الله من غير أرحام ولا أنساب، وجو ههم نور على منا بر من نور، لا يخافون إذا خاف الناس، ولا يحزنون إذا حزن الناس، ثم قرأ:
ألا إن أوليـاء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون.
“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah ada yang bukan Nabi, tetapi para Nabi dan Syuhada merasa cemburu terhadap mereka. Ditanyakan : “Siapakah mereka? Semoga kami dapat mencintai mereka. Nabinya menjawab : “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena cahaya Allah tanpa ada hubungan keluarga dan nasab di antara mereka. Wajah-wajah mereka tidak taku di saat manusia takut dan mereka tidak bersedih di saat manusia bersedih. Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam membacakan ayat : “Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (QS. Yunus : 62). (16)
Hadits Ketujuhbelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
ما تواد اثنان في الله عز وجل أو في الإسلام، فيفؤق بينهما إلا بذنب يحدثه أحدهما.
“Tidaklah dua orang saling mengasihi karena Allah atau karena Islam, lalu keduanya berpisah, melainkan pasti disebabkan oleh dosa yang dilakukan salah seorang diantara keduanya.” (17).
Oleh karena itu, apabila salah seorang hamba mulai merasakan kelainan sikap dari saudaranya, maka hendaklah ia mengoreksi dirinya terlebih dahulu, barangkali ia telah melakukan dosa. Jika betul, maka hendaklah ia segera bertaubat agar cinta saudaranya kembali bersemi padanya.”
Hadits Kedelapanbelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا طل إلا ظله: الإمام العادل، مشاب نشأ في عبادة ربه، ورجل قلبه معلق با لمساجد، ورجلان تحابا في الله، اجتمعا عليه وتفرقا عليه، ورجل طلبته امرأة ذات منصب وجمال فقال: إني أخاف الله، ورجل تصدق أخف حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه، ورجلذكر الله خاليا ففاضت عيناه.
“Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah pada hari yang tiada naungan selainNya : (1) Seorang imam yang adil. (2). Seorang pemuda yang menghabiskan masa mudanya dengan beribadah kepada Rabbnya. (3). Seorang yang hatinya selalu terkait dengan masjid. (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah ; berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah. (5) Laki-laki yang diajak oleh seorang wanita yang tepandang dan dan cantik untuk berzina lantas ia berkata : “Sesungguhnya aku takut kepada Allah.” (6) Seorang yang menyembunyikan sedekahnya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. (7). Seorang yang berdzikir kepada Allah dengan menepi seorang diri hingga bercucuran air matanya.” (18)
Wallahu a’lam wal muwafiq.
Footnote :
(1). Khutbah ini dinamakan khutbatul haajah, yaitu khutbah pembuka yang biasa dipergunakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam untuk mengawali setiap majelisnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga mengajarkan khutbah ini kepada para Sahabatnya. Khutbah ini diriwayatkan dari enam Sahabat Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam . Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (I/392-393), Abu Dawud (no. 1097, 2118), an-Nasa-I (III/104-105), at-Tirmidzi (no. 1105), Ibnu Majah (no. 1892), al-Hakim (II/182-183), ath-Thayalisi (no. 336), Abu Ya’la (no. 5211), ad-Darimi (II/142) dan al-Baihaqi (III/214, VII/146), dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini shahih.
(2). HR. Muslim (II/37 an-Nawawi) dan lainnya dari Hadits Tamim ad-dari radhiyallahu ‘anhu.
(3). Shahiihul-Jaami ash-Shaghiir wa Ziyaadatuhu (176). Syaikh al-Albani telah menjelaskan lebar tentang keshahihannya dalam Ghaayatul Maraam (472).
(4). Shahiihul Jaami’ ash wa Ziyaadatuhu no. 3562)
(5). Hasan lighairihi, diriwatakan oleh Waki’ dalam Kitab az-Zuhd 9337) dengan sanad yang shahih dari Ali bin Al-Husain secara marfu.
(6). (HR. Ahmad (II/298), al-Hakim (I/3 dan IV/168) al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (XII/52-53), Abu Nu’aim dalam al-Hilyah (VII/204), ath-Thayalisi (2495), al-bazaar (63-kasyaf), dan selain mereka dari jalur Yahya bin Abu Sulaim dari Amr bin Maimun dari Abu Hurairah.
(7). Shahih lighairihi, HR. Abu Dawud (2681) dari Jalur Yahya bin al-Harits dari al-Qasim dari Abu Umamah.
(8). HR.Muslim (II./35, Nawawi, dari Abu Hurairah).
(9). Shahih, diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak dalam Az-Zuhd (712) dan Abdullah bin Wahab dalam Al-Jaami’ (hal. 36) dari jalur Ibnu Lahi’ah.
(10). Shahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (544), Ibnu Hibban (2509), al-Hakim (IV/171) dan al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (XIII/52) dari jalur Mubarak bin Fudhalah.
(11). HR. Muslim (XVI/123-124) dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
(12). Hasan, diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (594), ad-Dulabi dalam al-Kuna (I/150 dan II/7) dan al-Baihaqi (VI/169).
(13). HR. Bukhari (VI/303, X/461, al-Fath), Muslim (XVI/183-184 an-Nawawi), dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
(14). HR. Ahmad (V/229, al-Hakim (IV/169) dan selain keduanya dari hadits ‘Ubaidah bin ash Shamit).
(15). Muslim (XVI/123, an-Nawawi), dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
(16). Shahih, at-Tirmidzi (2390) dan Ahmad (V/236-237) dari jalur Ja’far bin Barqan).
(17) Hasan diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (2508), Mawaarid) dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
(18) Shahiih lighairihi, diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (401). Dari jalur Sinan bin Sa’ad dari Anas.
(19). Diriwayatkan oleh al-Bukhari (II/143-Fat-hul Baari) dan lafazh ini adalah lafazhnya, Muslim (VII/121-123), an-Nawawi) dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
http://thalibatun.blogspot.com/2010/02/maukah-kau-mencintaiku.html
Sumber : http://hatta16.wordpress.com/2011/05/27/saling-mencintai-karena-allah/
Segala puji bagi Allah, kita memujinya, memohon pertolongan dan ampunan kepadaNya kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita, barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah.
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan Allah.
يأيها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته، ولاتموتن إلاوأنتم مسلمون
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam.” (QS. Ali ‘Imran : 102)
يأيهاالناس اتقواربكم الذى خلقكم من نفس وحدة وخلق منهازوجها وبث منهمارجالاكثيرا ونساءۚ واتقوا الله الذى تساءلون به والأرحامۚ إن الله كان عليكم رقيبا
“Wahai manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripadanya keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) NamaNya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silahturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS. An-Nisa’ :1)
يأيهاالذين ءامنوا اتقوا الله وقولوقولاسديدا يصلح لكم أعملكم ويغفرلكم ذنوبكمۗ ومن يطع الله ورسوله، فقدفازفوزاعظيما
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu sosa-dosamu dan barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzaab : 70-71)
Amma ba’du :
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشرالأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فيالنار.
“Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan dalam agama, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu ditempatnya di Neraka.” (1)
Sesungguhnya cinta dan benci karena Allah Subhanallahu wa Ta’ala merupakan pintu yang sangat agung di antara pintu-pintu kebaikan di akhirat. Dan merupakan sebab seseorang mendapatkan kelezatan iman di dunia. Sebagian orang mengira bahwa cinta dan benci merupakaan suasana hati yang tidak mampu manusia mengendalikannya. Bagaimana ia bisa memaksakan diri untuk mencintai ini dan membenci itu!?
Sebagaimana yang dimaklumi dalam Islam bahwa hati mengikuti aqidah dan iman yang ada di dalamnya. Barangsiapa beriman bahwa Allah adalah Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Rasul, maka ia pasti mencintai orang-orang yang mencintai Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Oleh karena itu cinta karena Allah dan benci juga karena Allah merupakan kewajiban atas setiap Muslim.
Allah telah memperingatkan kita dari sikap berlebihan pada kedua perkara ini. Agar tidak terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. Sebagaimana yang disebutkan di akhir surat al-Anfaal :
والذين كفروا يعضهم أوليـاء بعضۚ إلا تفعلوه تكن فتـنه فى الأرض وفساد كبير
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para Muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al-Anfaal : 73)
Allah dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa Sallam telah menuntun kita bagaimana cara mencintai dan membenci karena Allah. Apabila kita melaksanakannya niscaya akan membawa kita kepada kelapangan dan keteduhan, yakni keimanan dan keamanan.
Oleh karena itu saya kumpulkan hadits-hadits dan perkatan-perkatan yang membicarakan tentang kewajiban kita untuk saling mencintai sesama muslim kemudian saya tuliskan dalam catatan ini semampu saya. Ketika kita telah memahami arti pentingnya saling mencintai karena Allah, niscaya kita akan mencintai saudari kita hanya karena Allah dan bukan dengan maksud tertentu. Saya memohon kepada Allah, karena kecintaanku kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa Sallam serta siapa saja yang mencintai keduanya, agar menyatukan hati kaum Muslimin di atas agama yang haq dan menerima amal ini dariku dengan penerimaan yang baik, sehingga menjadi orang-orang yang saling mencintai karena Allah, dan agar menjadi penuntun bagi orang-orang yang saling mencintai karena Allah dengan cara yang lebih lurus dan dengan cara yang lebih indah. Insya Allah.
Saudariku, jangan kau tinggalkan aku dalam ketidaktahuanku.
Saudariku, jangan kau tinggalkan aku dalam ketidakpahamanku.
Saudariku, jangan tinggalkan aku dalam kebodohanku.
Saudariku, jangan kau biarkan aku tersesat dalam jalan yang gelap.
Saudariku, jangan tinggalkan aku sendiri bersama kesepian.
Saudariku, aku ingin nasehat darimu.
Saudariku, aku ingin kau mengajari akan ilmu dien.
Saudariku, aku ingin kasih sayangmu sebagai muslimin.
Saudariku, aku ingin kau marahi di saat aku berlaku salah.
Saudariku, jangan kau diam atas kesalahan yang kulakukan.
Perkataan seorang penyair dalam Al-Hubbu wal Bughdhu Fillaah berkata :
عليك بإغبــاب الزيـارة إنهـا إذا كثرت كانت إلى الهجر مسلكا
فـإني رأيت الغيث يسـأم دائمــا ويسأل ب لأيدي إذا كان ممسكا
“Hindari olehmu sering melakukan kunjungan karena sungguh jika terlalu banyak, akan menimbulkan kebencian.
Sungguh aku lihat hujan bila turun tiap hari akan membuat bosan dan apabila tertahan justru tangan-tangan akan menengadah memohon kedatangannya”.
Seorang penyair lain mengatakan :
أقلـل زيـارتك الصديـق تكون كالثوب استجده
وأمل شـيء لامرىء أن يـزال يـراك عنـده
“Batasilah kunjungan kepada sahabatmu, maka engkau seperti pakaian yang senantiasa baru.
Sungguh seseuatu yang paling membosankan bagi seseorang bila ia selalu melihatmu di sisinya”
Hadbah bin Khasyram berkata :
وابغض إذا أبغضت بغضا مقاربا، فإنك لاتدري متى أنت راجع
وكن معدنا للخير واصفح عن الأذى، فـإنك راء ما عملت وسامع
وأحبب إذا أحببت حبا مقاربا، فإنك لاتدري متى أنت نازع
“Jika engkau membenci, bencilah dengan kebencian sewajarnya, karena sesungguhnya engkau tidak tahu, suatu ketika engkau akan kembali. Jadilah engkau barang tambang bagi kebaikan dan berilah maaf atas kesalahan, karena sesungguhnya engkau melihat dan mendengar apa yang engkau lakukan. Jika engkau mencintai, cintailah dengan cinta sewajarnya sebab engkau tidak tahu, suatu ketika engkau memutus cinta itu.
An Namar bin Taulab berkata :
أحبب حبيبـك حبا رويـدا، فليس يعو لـك أن تصرما
وابغض بغيضك بغضا رويدا، إذا أنت حـاولت أن تحكما
“Cintailah kekasihmu dengan cinta sewajarnya niscaya tidak akan membebanimu, bila kamu memutus cinta itu dan bencilah musuhmu dengan benci sewajarnya, karena bila engkau berusaha mencintainya, maka engkau akan bersikap bijak padanya.”
Umar bin Khattab berkata : “Jika engkau mencintai janganlah berlebihan seperti seorang anak kecil mencintai sesuatu. Dan, jika engkau membenci, janganlah berlebihan hingga engkau suka mencelakai sahabatmu dan membinasakannya.”
Hadits Pertama :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
الدين النصيحة، قلنا: لمن؟ قال: لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم.
“Agama itu nasehat! Kami bertanya : “Bagi siapa? Rasul Menjawab :”Bagi Allah, KitabNya, RasulNya, para pemimpin kaum muslimin dan bagi segenap kaum muslimin.”(1)
Hadits Kedua :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
أحبب حبيبك هونا ما عسى أن يكون بغيضك يوما ما وأبغضك هونا ما عسى أن يكون حبيبك يوما ما.
“Cintailah orang yang kamu cintai sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan, bencilah orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau cintai.” (2)
Hadits Ketiga :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
زرغبا تزدد حبا.
“Kunjungilah (saudaramu) secara jarang-jarang niscaya rasa kasih sayang akan bertambah.” (3)
Hadits Keempat :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
إذا أحب أحدكم أخاه فى الله، فليعلمه، فإنه أبقى في الألفة وأثبت في المودة.
“Apabila salah seorang dari kamu mencintai saudaranya karena Allah hendaklah ia memberitahu kepadanya, karena hal itu dapat melanggengkan kasih sayang dan memperkuat rasa cinta.” (4)
Hadits Kelima :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
من سره أن يجد حلاوة الإيمان فليحب المرء لا يحبه إلا لله عز وجل.
“Barangsiapa yang ingin meraih kelezatan iman hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah.” (5).
Hadits Keenam :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
من أحب لله وأبغض لله وأعطى لله ومنع لله فقد استكمل الإيمان.
“Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan (tidak memberi) karena Allah. Sungguh ia telah menyempurnakan keimanan.” (6)
Hadits Ketujuh :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
لا تدخلون الجنة حتى تؤمنوا، ولا تؤمنوا حتى تحابوا، أولا أدلكم على شيء إذا فعلتموه تحاببتم؟ أفشوا السلام بينكم.
“Kalian tidak akan masuk Surga hingga beriman. Dan kalian tidak akan beriman hingga saling berkasih sayang. Maukah kalian aku beritahu seseuatu yang apabila kalian melakukannya niscaya kalian akan saling berkasih _sayang? Sebarkanlah salam diantara kalian”. (7)
Hadits Kedelapan :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
إذا أحب أحدكم صاحبه فليأته في منزله، فليخبره بأنه يحبه لله عز وجل.
“Apabila salah seorang di antara kamu mencintai sahabatnya, hendaklah ia mendatangi rumahnya dan memberitahukan kepadanya bahwa ia mencintainya karena Allah”. (8).
Hadits Kesembilan :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
ماتحاب رجلان في الله تبارك وتعالى إلا كان أفضلهما أشدهما حبا لصاحبه.
“Apabila dua orang laki-laki saling mencintai karena Allah, maka yang paling utama adalah yang paling mencintai rekannya”. (9)
Hadits Kesepuluh :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
أن رجلا زار أخا له في قرية أخرى فأر صد الله له على مدرجته ملكا فلما أتى عليه. قال: أين تريد؟ قال: أريد أجالي في هذه القرية. قال: هل لك عليه من نعمة تربها؟ قال: لا، غير أني أحببته في الله عز وجل. قال: فإني رسول الله إليك بأن الله قد أحبك كما أحببته فيه.
“Seorang laki-laki mengunjungi saudaranya (seiman) di kota lain. Lalu Allah mengirim satu malaikat untuk mengikuti perjalanannya. Tatkala bertemu dengannya, Malaikat itu bertanya : “Ke manakah engkau hendak pergi? “Ia menjawab : “Aku hendak mengunjungi saudaraku di kota ini’.Malaikat itu bertanya lagi : “Adakah suatu keuntungan yang engaku harapkan darinya?’ Ia menjawab : ‘Tidak ada, hanya saja aku mencintainya karena Allah. Maka malaikat itu berkata : “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu untuk menyampaikan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintainya karena Allah”. (10).
Hadits Kesebelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
تهادوا تحابوا.
“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling menyayangi”. (11)
Hadits Keduabelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
إذا أحب الله عبدا نادى جبريل: إن الله يحب فلانا، فأحبه، فيحبه جبريل، فينادي جبريل في أهل السماء: إن الله يحب فلانا، فأحبوه، فيحبه أهل السماء، ثم يوضع له القبول في أهل الأرض.
“Apabila Allah mencintai seorang hamba niscaya Jibril akan berseru : “Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah dia. Maka Jibril pun mencintainya, lalu Jibril menyerukan kepada penghuni langit : “Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah dia. Maka penghuni langit pun mencintainya, kemudian diberikan kepadanya penerimaan yang baik di kalangan penduduk bumi”. (12)
Hadits Ketigabelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda dalam sebuah riwayat dari Rabbnya :
قال الله تعالى: حقت محبتي للمتحابين في.
“Allah berfirman : “Cinta-Ku telah ditetapkan bagi siapa saja yang saling mencintai karena Aku”. (13)
Hadits Keempatbelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
إن الله يقول يوم القيامة: أين المتحابون بجلالي اليوم أظلهم في ظلي يوم لا طل إلا طلي.
“Sesungguhnya Allah akan bertanya nanti pada hari Kiamat : “Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka di bawah naungan-Ku yang tiada yang tiada naungan kecuali naungan-Ku.” (14)
Hadits Kelimabelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda dalam sebuah riwayat dari Rabbnya :
قال الله عز وجل: المتحابون في جلالي لهم منابر من نور يغطهم النبيون والشهداء.
“Allah berfirman : “Orang-orang yang saling mencintai karena keagunganKu, bagi mereka mimbar-mimbar dari cahaya yang membuat cemburu para Nabi dan Syuhada”. (15)
Hadits Keenambelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
إن من عباد الله عبادا ليسوا بأنبياء، يغبطهم الأنبياء والشهداء، قيل: من هم لعلنا نحبهم؟ قال: هم قوم تحابوا بنور الله من غير أرحام ولا أنساب، وجو ههم نور على منا بر من نور، لا يخافون إذا خاف الناس، ولا يحزنون إذا حزن الناس، ثم قرأ:
ألا إن أوليـاء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون.
“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah ada yang bukan Nabi, tetapi para Nabi dan Syuhada merasa cemburu terhadap mereka. Ditanyakan : “Siapakah mereka? Semoga kami dapat mencintai mereka. Nabinya menjawab : “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena cahaya Allah tanpa ada hubungan keluarga dan nasab di antara mereka. Wajah-wajah mereka tidak taku di saat manusia takut dan mereka tidak bersedih di saat manusia bersedih. Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam membacakan ayat : “Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (QS. Yunus : 62). (16)
Hadits Ketujuhbelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
ما تواد اثنان في الله عز وجل أو في الإسلام، فيفؤق بينهما إلا بذنب يحدثه أحدهما.
“Tidaklah dua orang saling mengasihi karena Allah atau karena Islam, lalu keduanya berpisah, melainkan pasti disebabkan oleh dosa yang dilakukan salah seorang diantara keduanya.” (17).
Oleh karena itu, apabila salah seorang hamba mulai merasakan kelainan sikap dari saudaranya, maka hendaklah ia mengoreksi dirinya terlebih dahulu, barangkali ia telah melakukan dosa. Jika betul, maka hendaklah ia segera bertaubat agar cinta saudaranya kembali bersemi padanya.”
Hadits Kedelapanbelas :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا طل إلا ظله: الإمام العادل، مشاب نشأ في عبادة ربه، ورجل قلبه معلق با لمساجد، ورجلان تحابا في الله، اجتمعا عليه وتفرقا عليه، ورجل طلبته امرأة ذات منصب وجمال فقال: إني أخاف الله، ورجل تصدق أخف حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه، ورجلذكر الله خاليا ففاضت عيناه.
“Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah pada hari yang tiada naungan selainNya : (1) Seorang imam yang adil. (2). Seorang pemuda yang menghabiskan masa mudanya dengan beribadah kepada Rabbnya. (3). Seorang yang hatinya selalu terkait dengan masjid. (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah ; berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah. (5) Laki-laki yang diajak oleh seorang wanita yang tepandang dan dan cantik untuk berzina lantas ia berkata : “Sesungguhnya aku takut kepada Allah.” (6) Seorang yang menyembunyikan sedekahnya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. (7). Seorang yang berdzikir kepada Allah dengan menepi seorang diri hingga bercucuran air matanya.” (18)
Wallahu a’lam wal muwafiq.
Footnote :
(1). Khutbah ini dinamakan khutbatul haajah, yaitu khutbah pembuka yang biasa dipergunakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam untuk mengawali setiap majelisnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga mengajarkan khutbah ini kepada para Sahabatnya. Khutbah ini diriwayatkan dari enam Sahabat Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam . Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (I/392-393), Abu Dawud (no. 1097, 2118), an-Nasa-I (III/104-105), at-Tirmidzi (no. 1105), Ibnu Majah (no. 1892), al-Hakim (II/182-183), ath-Thayalisi (no. 336), Abu Ya’la (no. 5211), ad-Darimi (II/142) dan al-Baihaqi (III/214, VII/146), dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini shahih.
(2). HR. Muslim (II/37 an-Nawawi) dan lainnya dari Hadits Tamim ad-dari radhiyallahu ‘anhu.
(3). Shahiihul-Jaami ash-Shaghiir wa Ziyaadatuhu (176). Syaikh al-Albani telah menjelaskan lebar tentang keshahihannya dalam Ghaayatul Maraam (472).
(4). Shahiihul Jaami’ ash wa Ziyaadatuhu no. 3562)
(5). Hasan lighairihi, diriwatakan oleh Waki’ dalam Kitab az-Zuhd 9337) dengan sanad yang shahih dari Ali bin Al-Husain secara marfu.
(6). (HR. Ahmad (II/298), al-Hakim (I/3 dan IV/168) al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (XII/52-53), Abu Nu’aim dalam al-Hilyah (VII/204), ath-Thayalisi (2495), al-bazaar (63-kasyaf), dan selain mereka dari jalur Yahya bin Abu Sulaim dari Amr bin Maimun dari Abu Hurairah.
(7). Shahih lighairihi, HR. Abu Dawud (2681) dari Jalur Yahya bin al-Harits dari al-Qasim dari Abu Umamah.
(8). HR.Muslim (II./35, Nawawi, dari Abu Hurairah).
(9). Shahih, diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak dalam Az-Zuhd (712) dan Abdullah bin Wahab dalam Al-Jaami’ (hal. 36) dari jalur Ibnu Lahi’ah.
(10). Shahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (544), Ibnu Hibban (2509), al-Hakim (IV/171) dan al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (XIII/52) dari jalur Mubarak bin Fudhalah.
(11). HR. Muslim (XVI/123-124) dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
(12). Hasan, diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (594), ad-Dulabi dalam al-Kuna (I/150 dan II/7) dan al-Baihaqi (VI/169).
(13). HR. Bukhari (VI/303, X/461, al-Fath), Muslim (XVI/183-184 an-Nawawi), dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
(14). HR. Ahmad (V/229, al-Hakim (IV/169) dan selain keduanya dari hadits ‘Ubaidah bin ash Shamit).
(15). Muslim (XVI/123, an-Nawawi), dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
(16). Shahih, at-Tirmidzi (2390) dan Ahmad (V/236-237) dari jalur Ja’far bin Barqan).
(17) Hasan diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (2508), Mawaarid) dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
(18) Shahiih lighairihi, diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (401). Dari jalur Sinan bin Sa’ad dari Anas.
(19). Diriwayatkan oleh al-Bukhari (II/143-Fat-hul Baari) dan lafazh ini adalah lafazhnya, Muslim (VII/121-123), an-Nawawi) dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
http://thalibatun.blogspot.com/2010/02/maukah-kau-mencintaiku.html
Sumber : http://hatta16.wordpress.com/2011/05/27/saling-mencintai-karena-allah/
Senin, 10 Juni 2013
pemikiran modern dalam islam
SOAL PMDI
Pembaharuan yang di lakukan napoleon, upaya Muhammad
Abdul Wahab dalam melakukan pembaharuan di Mesir,
1. Apakah pembaharuan yang dilakukan oleh
Napoleon di Mesir memberikan pengaruh kepada rakyat mesir ?
Sebelum menjawab apakah pembaharuan yang dilakukan
oleh Napoleon membawa pengaruh atau tidak kepada Mesir, tentunya kita harus
tahu dulu pembaharuan apa saja yang dilakukan Napoleon, pembaharuan yang
dilakukan oleh Napoleon meliputi :
a. Sisitem pemerintahan Republik.
b. Ide persamaan yaitu adanya persamaan
antara penguasa dengan rakyat yang diperintah.
c. Ide kebangsaan yang terkandung dalam
maklumat Napoleon bahwa orang Perancis merupakan suatu bangsa.
Sebenarnya ketadangan Napoleon datang ke Mesir untuk
menjajah dan menaklukan Mesir, namun hal-hal yang berkenaan dengan pembaharuan
yang di bawa oleh Napoleon malah membawa dampak positif dan angin segar bagi
persentuhan antara dunia Arab dengan Eropa, yaitu terbukunya mata dan
pengetahuan tentang ketinggian peradaban peradaban Perancis. Hal ini memberikan
isyarat bahwa Mesir dan Arab umumnya saat ini berada di alam kegelapan dan
keterbelakangan, sehingga Mesir harus bangkit dari ketertinggalan yang sudah
sangat lama.
Pada saat Napoleon dating ke Mesir, Napoleon membawa
167 pakar yang menguasai berbagai disiplin pengetahuan. Bahkan Napoleon
mendirikan sebuah lembaga yang bernama institute d’Egypte, yang mempunyai empat
bahasan yaitu ilmu pasti, ilmu alam, ekonomi politik dan sastra seni, tidak
hanya itu Napoleon juga membawa alat-alat canggih seperti, teleskop, mikroskop
dan percobaan-percobaan kimiawi. Dengan semua yang dilakukan oleh Napoleon
dengan membawa para pakar ilmu pengetahuan beserta alat-alat canggih yang
dibawanya justru membangunkan masyarakat Mesir yang telah tidur selama ini,
sehingga mesir dan dunia Arab ingin melakukan pembaharuan terhadap Mesir, sebagaimana
yang telah di ungkap sebelumnya.
2.
Apa
yang dilakukan Muhammad Abdul Wahab dalam melakukan pembaharuan di Mesir?
Yang dilakukan Muhammad Abdul Wahab
dalam melakukan pembaharuan di Mesir meliputi :
a. Muhammad Abdul Wahab ingin membebaskan
Mesir dari pengaruh tarekat.
Muhammad Abdul Wahab ingin
membebaskan masyarakat Mesir dari pemikiran yang mengatakan bahwa syaikh, guru,
wali adalah pemimpin yang bukan hanya mengawasi kehidupan lahir saja tetapi
rohaninya juga. Ia menyakini bahwa guru, wali, syaikh bias dijadikan wasilah
ibadah antara murid dan Tuhannya, bahkan keyakinan ini terus berkembang
dimasyarakat.
b. Paham Animisme.
Paham ini masih banyak di anut Mayrakat
yang menyembah pohon dan benda mati seperti menyembah batu besar bahkan yang
lebih para lagi mereka meminta bantuan dan pertolongan dalam mengatasi
persoalan-persoalan hidup mereka. Keyakinan seperti inilah yang telah merusak
ketauhidan seseorang dan membuat seseorang itu syirik. Menurutnya manusia harus
memegang teguh al-quran dan hadits, taqlid kepada ulama tidaklah dibenarkan,
pintu ijtihad terbuka tidak tertutup.
Dari fenomena yang terjadi diatas maka
dapat disimpulkan bahwasannya Muhammad Abdul Wahab, berusaha keras agar
masyarakat Mesir terbebas dari pemikiran-pemikiran yang setidak-tidaknya
menurut Muhammad Abdul Wahab telah melenceng dari ajaran Islam yang
sesungguhnya.
3.
Usaha
apa yang dilakukan Muhammad Ali dalam melakukan pembaharuan dalam bidang
pendidikan ?
Usaha yang dilakukan oleh Muhammad Ali dalam
memperbaharui pendidikan meliputi :
a. Mendirikan lembaga kementerian
pendidikan.
b. Menerjemahkan buku-buku Eropa ke dalam
bahasa Arab.
Dengan mendirikan lembaga kementerian pendidik bertujuan
mengelola, mengatur pengadaan dan perkembangan berbagai sarana pendidikan.
Namun tidak cukup dengan mendirikan sebuah lembaga pendidikan Islam namun di
sini juga muncul banyak persoalan yang berkenaan dengan cara menarik minat
peserta didik memasuki lembaga yang telah disediakan, apalagi sekolah yang
bersifat non militer karena biasanya masyarakat pada umumnya lebih tertaik
kepada sekolah militer. Untuk menarik minat dari peserta didik pada tahap awal
mereka dibebaskan membayar uang sekolah, bahkan mereka diberi uang saku, dan
istemewanya lagi setelah luluspun mereka diberi kesempatan untuk menjadi
pegawai pemerintah.
Selanjutnya usaha yang dilakukan oleh Muhammad Ali
ialah menerjemahkan buku-buku Eropa ke dalam bahasa Arab. Penerjemahan yang
dilakukan adalah usaha untuk melengkapi ilmu pengetahuan yang ada, karena pada
saat itu banyak kekurangan texs book, maka dari itulah penerjamahan ilmu
pengetahuan dari eropa kedalam bahasa Arab yang dianggap penting.
Dari kedua usaha yang dilakukan oleh Muhammad Ali
adalah untuk menjadikan Islam lebih maju lagi, tidak statis. Muhammad Ali
memang tidak menyentuh ranah keagamaan dalam pembaharuannya, beliau lebih
menekankan pada kemiliteran, pendidikan, dan ekonomi, namun pada dasarnya
pembaharuan yang dilakukannya ialah untuk memajukan dan membangkitkan Islam.
4.
Apa
yang menyebabkan Qasim Amin melakukan pembaharuan dalam bidang emansipasi
wanita ?
Ide emansipasi wanita yang dicetuskan oleh Qasim
Amin berawal dari tulisan wanita Perancis Duc. D’ Haorcourt bahwa wanita
Mesir dan Barat memiliki banyak perbedaan, wanita di Barat telah disamakan
haknya dengan laki-laki.
Merasa perhatian atas nasib kaum wanita, di Barat
yang sangat bebas pergaulannya dan di Mesir sangat terkengkang sehingga
menghilingkan kebebasan wanita.
a. kaum wanita mencapai setengah penduduk
di setiap negeri dan tidak mungkin memajukan negara (umat islam) tanpa
mengikuti sertakan wanita.
b. Masyarakat menganggap bahwa pendidikan
wanita tidak peting.
c. Masyarakat (arab) waktu itu memandang
wanita hanya sebagai objek seksual dan menjadi pengganggu kaum
pria.
d. Para ulama berpendapat bahwa aurat kaum
wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak tangan.
e. Pandangan masyarakat terhadap wanitapun
menjadi rendah, boleh di madu semau hati, dan bila sudah tidak suka dengan
mudah bisa di ceraikan.
Dengan melihat fenomena diatas maka Qasim Amin
tergerak untuk melakukan pembaharuan tentang emansipasi wanita. Qasim Amin
menganggap bahwa wanita tidak hanya sebatas dirumah dengan segudang tugasnya. Menurutnya pendidikan bagi wanita merupakan sesuatu yang sangat
penting dalam rangka memajukan bangsa, baik di tinjau dari statusnya sebagai
anggota masyarakat ataupun sebagai ibu rumah tangga. Wanita tidak mungkin
mengurus rumah tangga dengan baik, kecuali dengan bekal ilmu pengetahuan,
setidak-tidaknya mesti mengtahui pengetahuan dasar yang sama dengan diberikan
kepada pria. Dengan pengetahuan dasar ini ia dapat memilih sesuatu yang sesuai
dengan perasaannya dan dapat berbuat dengan penuh keyakinan. Dengan pengetahuan
tulis baca ia dapat memahami berbagai pengetahuan seperti ilmu bumi, sejarah
bangsa-bangsa, astronomi, fisika, syar’i dan masih banyak ilmu yang lainnya.
Dengan adanya pendidikan bagi wanita, ia akan menjadi berguna bagi suatu
bangsa.
Disamping pendidikan intelektual,
pendidikan jasmani juaga di perlukan. Wanita harus melakukan olahraga secara
rutin, agar kesehatan mereka terjamin. Dengan demikian diharapkan para wanita
akan dapat hidup dengan penuh semangat dan melahirkan keturunan yang sehat.
Dapat dibayangkan bagaimana perkembangan suatu negara bila separuh penduduknya
tidak berdaya dan berguna.
Menurutnya wanita terdidik akan
mampu berpikir dan kreatif. Dengan demikian mereka dapat membebaskan dirinya
dari ketergantungan terhadap orang lain dalam berbagai bidang misalnya,
ekonomi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
pendidikan bagi wanita sangatlah penting, wanita adalah bagian dari masyarakat
dan perannya dalam pengembangan Negara sangat dibutuhkan karena tidak mungkin
Negara ini dipimpin oleh laki-laki saja tanpa mengikut sertakan wanita di
dalamnya. Jikalau ilmu pendidikan yang ia dapatkan belum dapat dibaktikan
kepada negaranya, setidaknya ia tahu apa yang harus dilakukan dalam mendidik
anaknya.
5.
Menurut
analisa anda, pembaharuan di Turki yang di pelopori oleh Mustafa Kemal Attaturk
sesuai dengan ajaran Islam ?
Sebelum menganalisa apakah pembaharuan yang
dilakukan oleh Mustafa Kemal Attaturk sesuai atau tidak dengan ajaran Islam,
kita lihat dulu apa saja pembaharuan yang dilakukan Mustafa Kemal Attaturk.:
a. Maret 1924, lembaga-lembaga pendidikan
dan sekolah agama dihapuskan.
b. Mustafa Kemal menghapuskan UUD yang
berbunyi bahwa “ agama Islam adalah agama negra “.
c. Mustafa Kemal melarang poligami, walau
pada prakteknya masih ada orang-orang kaya yang di perbolehkan.
d. Masyarakat tidak diperkenankan memakai
jilbab dan cadar kecuali para agamawan.
e. Mengganti adan ke bahasa turki.
Melihat pembaharuan yang ada, saya berasumsi
bahwasannya pembaharuan yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Attaturk bukanlah
pembaharuan yang membawa Islam kearah yang lebih maju, namun Mustafa Kemal
ingin menjauhkan ajaran Islam dari system pemerintahannya sebagaimana yang di
ungkap Harun Nasution. Mustafa Kemal menganggap urusan agama tidak ada
hubungannya dengan system pemerintahannya “ dunia “ , beliau menganggap bahwa
kedua aspek ini tidak mempunyai hubungan. Menurut bapak Afriantoni pada saat
Mustafa Kemal di anggap sebagai pahlawan karena telah berhasil mengusir
penduduk Erofa dan memerdekan Turki, tetapi beliau juga menanda tangani perjanjian
dengan Inggris, mungkin saja pembaharuan yang dilakukan oleh Mustafa Kemal
Attaturk ada campur tangan dari inggris.
Pengembangan kurikulum PAI
Kurikulum
Makalah ini dibuat sebagai tugas MID Semester
Pengembangan Kurikulum PAI
semester VI/2013
Oleh:
Megawati :
(11210109)
Dosen
Pembimbing
Dr. Mgs. H.
Nazarudin, M.Ag., MM
Fakultas
Tarbiyah
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Institut
Agama Islam Negeri Raden Fatah
Palembang
Kurikulum
A.
Pendahuluan
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari
berbagai aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai (nilai
moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial), proses pengembangan, kebutuhan peserta didik,
kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan. Model pengembangan
kurikulum merupakan suatu alternative prosedur dalam rangka mendesain, menerapkan,
dan mengevaluasi suatu kurikulum. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus
dapat menggambarkan suatu proses system perencanaan pembelajaran yang dapat
memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan dalam pendidikan.
Dalam pengembangan kurikulum dapat
diidentifikasi berdasarkan basis apa yang akan dicapai dalam kurikulum
tersebut, seperti alternatif yang menekankan pada kebutuhan mata pelajaran,
peserta didik, penguasaan kompetensi suatu pekerjaan, kebutuhan masyarakat,
atau permasalahan sosial. Oleh karena itu pengemangan kurikulum perlu dilakukan
berlandaskan teori yang tepat agar kurukulum yang dihasilkan bisa efektif.
Didalam makalah ini secara lebih khusus akan
membahas perkembangan kurikulum, pengertian kurikulum, konsep dan prinsip
kurikulum, landasan kurikulum dan model kurikulum.
B.
Pembahasan
1.
Perkembangan
kurikulum di Indonesia
Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947 yang
di namai dengan rentjana pembelajaran 1947, Kurikulum 1947 ini merupakan terusan dari kurikulum yang sudah digunakan oleh
Belanda karena pada saat itu Indonesia masih dalam psoses perjuangan merebut
kemerdekaan. Indonesia pada masa itu masih memikirkan upaya untuk mengatasi pemberontakan yang terjadi dari berbagai
unsur/kalangan, sehingga Indonesia masih mengadopsi/mengambil kurikulum
Belanda. Yang menjadi ciri utama kurikulum ini adalah lebih menekankan pada
pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
Selanjutnya kurikulum pendidikan mengalami
perubahan kembali, upaya yang di lakukan pemerintah ini merupakan perbaikan/penyempurnaan
kurikulum. Kurikulum pada tahun 1952 di namai dengan Rentjana Pelajaran
Terurai 1952. Ciri dalam kurikulum ini adalah setiap
pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari.
Setelah melakukan evaluasi yang panjang,
ternyata kurikulum 1952 masih
mengalami kekurangan disana-sini maka pada dari itu pada tahun 1964, kurikulumpun diganti, yang dinamai denganm Rentjana pendidikan 1964. Ciri dari kurikulum ini pembelajaran
dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan,
emosional, kerigelan dan jasmani. Kemudian ada pembaharuan kurikulum lagi dari
pancawardhana (1964) menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan khusus (1968). kurikulum
1968 hanya bersifat politis saja, yaitu mengganti Rencana pendidikan 1964 yang
dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
Hal senada juga diungkapkan oleh Hamalik[1] menyebutkan bahwa dalam perubahan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
Hal senada juga diungkapkan oleh Hamalik[1] menyebutkan bahwa dalam perubahan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
v Tujuan filsafat pendidikan nasional yang
dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada
gilirannya menjadi landasan merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan
pendidikan.
v Sosial budaya yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat
v Keadaan lingkungan (interpersonal, kultural,
biokologi, geokologi).
v Kebutuhan pembangunan POLISOSBUDHANKAM
v Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sesuai dengan sistem nilai dan kemanusiaan serta budaya bangsa.
Menurut S. Nasution[2]
yang di kutip dalam Jumari[3]
menyebutkan bahwa perubahan kurikulum mengikuti dua prosedur, yaitu
Administrative approach dan grass roots approach. Administrative approach,
yaitu suatu perubahan atau pembaharuan yang direncanakan oleh pihak atasan
untuk kemudian diturunkan kepada instansi-instansi bawahan sampai kepada
guru-guru.
Di lanjut dengan perubahan berikutnya pada
tahun 1975, kurikulum ini sebagai pengganti dari
kurikulum 1968. Menurut Mudjito zaman ini dikenal dengan istilah satuan
pelajaran yaitu pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan dirinci lagi:
petunjuk umum, tujuan intruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat
pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.[4]
Sedangkan kurikulum 1984 di kenal dengan kurikulum dengan model Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA). Kurikulum 1994 kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan
Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini
berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari
sistem semester ke sistem caturwulan. Kurikulum 2004 yang dikenal
dengan KBK, namun kurikulum 2004 ini di kembangkan lagi menjadi kurikulum 2006
yang kita kenal KTSP. Kurikulum yang terbaru adalah kurikulum 2006 KTSP yang
merupakan perkembangan dari kurikulum 2004 KBK. Kurikulum 2006 yang digunakan
pada saat ini merupakan kurikulum yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk
menyelenggarakan pendidikan yang puncaknya tugas itu akan diemban oleh masing
masing pengampu mata pelajaran yaitu guru. Namun baru-baru inpun kurikulum akan
di ganti lagi menjadi kurikulum 2013 yang di namai
dengan KBK yaitu kurikulum berbasis karakter. Jika melihat fakta ini sungguh
ironis, tidak sebanding dengan fakta atas perubahan-perubahan yang sudah
dilakukan sebanyak 7 kali yaitu pada tahun 1947, 1952, 1968, 1975, 1984, 1994,
2004, 2006 bahkan sekarang mau diganti untuk yang ke 8 kalinya.
Namun sejatinya perubahan yang di lakukan untuk
peningkatan kualitas pendidikan,
tuntutan dunia global, mengadaptasi perubahan zaman, kurikulum sebagai alat,
bukan tujuan.
2.
Pengertian kurikulum
Kata kurikulum
berasal dari bahasa Yunani, yakni cucere yang berubah wujud menjadi kata
benda curriculum. Kurikulum jama kata curricula, pertama kali
dipakai dalam dunia atletik yang diartikan a Race Course, a Place For
Runnung a Chariaot. Yakni, suatu alat yang membawa seseorang dari start
sampai finish.
Kurikulum Dalam dunia pendidikan mempunyai arti
adalah sejumlah mata pelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang harus
ditempuh untuk mendapat ijazah atau naik tingkat. Menurut Caster V. Good
kurikulum adalah sekumpulan mata perlajaran atau sekwens yang bersifat
sistematis yang diperlukan untuk lulus atau mendapatkan ijasah dalam bidang
studi pokok tersebut. Sedangkan menurut Robert Jaiz kurikulum adalah
serangkaian mata pelajaran yang harus dipelajari dan dikuasai.
Sedangkan menurut UU Sisdiknas tahun 2003,
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum
merupakan “jalur pacu” atau “kendaraan” untuk mencapai tujuan pendidikan dan
kompetensi lulusan dari suatu program studi.
Jadi dapat kita simpulkan bahwasannya kurikulum
adalah seperangkat mata pelajaran yang disusun sedemikian rupa untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
3.
Konsep kurikulum
Ada beberapa konsep di dalam kurikulum, konsep tersebut meliputi[5] :
a)
Kurikulum sebagai jalan meraih ijazah
Seseorang yang
telah menyelesaikan satu jenjang pendidikan dalam kenyataannya telah melalui
suatu jalur pacuan yang terdiri dari atas berbagai mata pelajaran.
b)
Kurikulum sebagai mata dan isi pelajaran
Jalan meraih
ijazah mengisyaratkan adanya sejumlah mata pelajaran dan isi pelajaran yang
harus diselesaikan oleh siswa.
c)
Kurikulum sebagai rencana kegiatan pembelajaran
Kurikulum
didefinisikan sebagai suatu rencana yang dikembangkan untuk mendukung proses
mengajar/belajar didalam arahan dan bimbingan sekolah, akademi atau unversitas
dan para anggotanya stafnya.
d)
Kurikulum sebagai hasil belajar
Semua rencana
hasil belajar (learning outcomes) yang merupakan tanggung jawab sekolah adalah
kurikulum. Tanner memandang kurikulum sebagai rekontruksi pengetahuan dan
pengalaman, yang secara sistematis dikembangkan dengan bantuan sekolah atau universitas.
Keempat konsep
tersebut sebenarnya merupakan pengertian dari kurikulum. Didalam kurikulum
keempat konsep tersebut memang seharusnya ada di dalam kurikulum, jika tidak
ada beberapa konsep ini di dalam kurikulum maka tidak akan mencapai tujuan yang
diharapkan.
4.
Landasan
pengembangan kurikulum
Ada beberapa
landasan di dalam pengembangan kurikulum[6] :
a) Landasan
filosofis
Filsafat boleh
juga didefinisikan sebagai sebagai studi tentang realitas, hakikat ilmu
pengetahuan, hakikat sistem nilai, hakikat nilai kebaikan, hakikat keindahan,
dan hakikat pikiran (Wineciff, 1988:13). Landasan filosofis pengembangan
kurikulum di indonesia secara tepat kita dipastikan, yakni nilai dasar yang
merupakan falsafah dalam pendidikan manusia seutuhnya yakni pancasila.
b) Landasan
Sosial-Budaya-Agama
Nilai-nilai
keagamaan berhubungan erat dengan kepercayaan masyarakat terhadap ajaran dan
nilai-nilai agama yang mereka anut. Nilai Sosial budaya masyarakat masyarakat
bersumber pada hasil karya budi manusia, sehingga dalam menerima,
menyebarluakan, melestarikan, dan dan atau melepaskannya manusia menggunakan
akal. Untuk melaksanakan penerima, penyebarluasan, perlestarian, atau penolakan
dan pelepasan nilai-nilai sosial-budaya-agama, maka masyarakat memanfa’atkan
pendidikan yang dirancang melalui kurikulum.
c) Landasan Ilmu
Pengetahuan Teknologi dan Seni
Nana Sy.
Sukmadinata (1988:82) menggemukakan bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara
langsung akan menjadi isi/materi pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (ipteks) juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
pendidikan.
d) Landasan
Kebutuhan Masyarakat
Adanya filsafat
hidup, perubahan sosial budaya agama, perubahan iptek dalam suatu masyarakat
akan merubah pola kebutuhan masyarakat. Sehingga salah satu landasan
perkembangan kurikulum adalah kebutuhan masyarakat yang dilayani melalui
kurikulum yang dikembangan.
e) Landasan
Perkembangan Masyarakat
Salah satu ciri
dari masyarakat adalah selalu berkembang. Mungkin pada masyarakat tertentu
perkembangan sangat lambat, tetapi masyarakat lainnya cepat bahkan sangat cepat
Nana Sy. Sukmadinata (1988:66). Proses pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat maka diperlukan rancangannya berupa kurikulum yang
landasan pengembanganya berupa perkembangan masyarakat itu sendiri.
Jadi dapat
disimpulkan, bahwa kelima landasan tersebut harus ada di dalam penyusunan
kurikulum, agar rencana kurikulum
tersebut dapat mencapai tujuan yang maksimal.
5.
Komponen-komponen
dan prinsip pengembangan kurikulum
Kompenen dan prinsip merupakan keharusan di
dalam pengembagan kurikulum, komponen dan prinsip tersebut meliputi[7] :
a) Komponen
Kurikulum
Herrick (1950
dalam Taba, 1962:425) mengemukakan empat elemen yakni:
v
Tujuan
Sebagai sebuah
komponen kurikulum merupakan kekuatan-kekuatan fundamental yang peka sekali,
karena hasil kurikulum yang diinginkan tidak hanya sangat mempengaruhi bentu
kurikulum, tetapi memberikan arah dan fokus untuk seluruh program pendidikan
(Zais, 1976:297)
v
Materi atau pengalaman belajar
Kurikulum
formal adalah memilih dan menyusun isi (komponen kedua dari kurikulum) supaya
keinginan tujuan kurikulum dapat dicapai dengan cara paling efektif dan supaya
pengetahuan paling penting yang diinginkan pada jalurnya dapat disajikan secara
efektif (Zais, 1976:322)
v Organisasi
Jika kurikulum
sebagai rencana untuk belajar maka isi dan pengalaman belajar membutuhkan
pengorganisasian sedemikian rupa sehingga berguna bagi tujuan-tujuan pendidikan
(Taba, 1962:290)
v
Evaluasi
Evaluasi
ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap belajar siswa (hasil dan proses)
maupun keefektifan kurikulum dan pembelajar).
Komponen
tersebut merupakan elemen yang penting di dalam kurikulum, jika tidak ada
komponjen {tujuan, materi, organisasi, dan evaluasi} dari kurikulum, maka tidak
akan terjadi aktivitas di sebuah lembaga.
b) Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum meliputi tiga unsur :
v Prinsip
Relevansi
v Prinsip
kontinuitas
v Prinsip
fleksibilitas
Maka dapat kita simpulkan yang dimaksud dengan ketiga prinsip tersebut
ialah penyusunan kurikulum harus memiliki relevansi artinya harus disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat baik dalam pemenuhan tenaga kerja maupun warga
masyarakat yang diidealkan, selanjutnya mengembangkan secara kesinambungan
{kontinuitas} antara pengalaman belajar, organisasi dan evaluasi. Kurikulum harus mampu disesuaikan dengan situasi dan kondisi
setempat dan waktu yang selalu berkembang tanpa merombak tujuan pendidikan yang
harus dicapai. [8]
6.
Model-model
pengembangan kurikulum
a) Model
Administratif (Line-staff)
Model
pengembang kurikulum ini berdasarkan pada cara kerja atasan-bawahan (top-down)
yang dipandang efektif dalam pelaksanaan perubahan, termasuk perubahan
kurikulum.
Model
pengembangan kurikulum administratif, kita dapat menandai adanya dua kegiatan
didalamnya: Menyiapkan
seperangkat dokumen kurikulum baru,dan menyiapkan instalasi atau implementasi
dokumen.
b) Model
Grass-Roots
Model ini
dikenal juga dengan nama rakyat biasa (grass-roots) semua inisiatif dan upaya
pengembangan kurikulum dibawah ini. Model grass-root adalah model bottom-up
(dari bawah ke atas). Model kurikulum grass-root cendrung berlaku dalam sistem
pendidikan yang kurikulum bersifat desentralisasi atau memberikan peluang
terjadi desentralisasi sebagai. Model pengembangan kurikulum grass-root dapat
mengupayakan pengembangan sebagai komponen-komponen kurikulum dapat sebagian
dari keseluruhan komponen, dapat pula dari seluruh komponen kurikulum.
c) Model Beuchamp
Peran guru
dalam pengembangan kurikulum dapat diwujudkan dalam bentuk-bentuk kegiatan
sebagai berikut: Merumuskan tujuan khusus pengajaran berdasarkan tujuan-tujuan
kurikulum diatasnya dan karakteristik pebelajar, mata pelajaran atau bidang
studi, dan karakteristik situasi dan kondisi sekolah atau kealas, merencanakan
kegiatan pembelajaran yang dapat secara efektif membantu pembelajar mencapai
tujuan yang ditetapkan, menerapkan rencana atau program pembelajaran yang
dirumuskan dalam situasi membelajaran yang nyata, mengevaluasi hasil dan proses
belajar pada pembelajar, mengevaluasi intraksi antara komponen-komponen
kurikulum yang di implementasikan.
d) Model arah
terbalik taba (taba’s inverted model)
Menurut model
taba, pengembangan kurikulum dilaksanakan dalam lima langkah: Membuat unit-unit
percobaan (producing pilot units), menguji unit-unit eksperimen (testing
eksperimental units), merevisi dan mengkonsolidasi, mengembangkan jaringan
kerja, memasangkan dan mendeseminasi unit-unit baru.
e) Model rogers
Rogers
mengemukakan model pengembangan kurikulum yang disebut dengan model relasi
interpersonal rogers (rogers interpersonal relation model). Model relasi
interpersonal rogers ini terderi dari empat langkah pengembangan kurikulum,
yakni: Pemilihan satu sistem pendidikan sasaran, pengalaman kelompok yang
intensif bagi guru, pengembangan suatu mengalaman kelompok yang intensif bagi satu
kelasa atau unit pelajaran, melibatkan orang tua dalam pengalaman kelompok yang
intensif.
Model regers
lebih mementingkan kegiatan pengembangan kurikulum dari pada rancangan
pengembangan kurikulum tertulis, yakni melalui aktifitas dan interaksi dalam
pengalaman kelompok yang intensif yang terpilih[9].
Kelima model
tersebut tidaklah dipakai semua di sebuah lembaga, tergantung pada lembaganya
masing-masing. Jadi tinggal lembaga tersebut yang memilah-milih model yang ada.
Bisa jadi semuanya di lakukan uji coba, dan dilihat yang mana yang baik untuk
di terapkan di lembaganya.
C.
Penutup
Menurut
UU Sisdiknas tahun 2003, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum merupakan “jalur pacu” atau “kendaraan” untuk mencapai
tujuan pendidikan dan kompetensi lulusan dari suatu program studi. Kurikulum di
Indonesia sudah mengalami perubahan sebanyak 7 kali yaitu pada tahun 1947,
1952, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 bahkan sekarang mau diganti untuk yang
ke 8 kalinya.
Adapun konsep di dalam kurikulum meliputi
: Kurikulum
sebagai jalan meraih ijazah, kurikulum sebagai mata dan isi pelajaran, kurikulum
sebagai rencana kegiatan pembelajaran, kurikulum sebagai hasil belajar,
kurikulum sebagai pengalaman belajar. Ada
beberapa landasan di dalam kurikulum yaitu landasan filosofis,
landasan sosial-budaya-agama, landasan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, landasan
kebutuhan masyarakat, landasan perkembangan masyarakat. Ada yang tak kalah penting dari yang di atas bahwa di dalam
pengembangan kurikulum juga harus melibatkan beberapa unsur yaitu komponen,
prinsip dan beberapa model, tetapi tidak semua model di pakai. Komponen di dalam kurikulum meliputi tujuan, isi materi, organisasi, dan
evaluasi, adapun prinsip kurikulum meliputi prinsip relevansi, kontinuitas, dan
fleksibilitas. Selain memiliki komponen kurikulum juga memiliki beberapa model yaitu
administratif, grass root, bechamp, taba dan rogers.
D.
Daftar Pustaka
Hamalik,
Oemar. 2003. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hilmi,
Nurul, Dkk, 2005, Quantum Jurnal Madrasah dan Pendidikan Agama Islam,
Palembang : Madrasah Development Centre.
Nasution.
1999. Asas – asas kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Jumari,
kang. 2007. http:// kangjumari.blogspot.com/27/12/kurikulum-di
indoonesia-pembahuruan.html. di akses mei 2013
[3] Jumari, kang. Di akses pada tahun 2013, http:// kangjumari.blogspot.com/27/12/kurikulum-di-indoonesia-pembahuruan.html.
[4]Alvyanto, pengembangan kurikulum Indonesia, 2013, pada halaman website, http://alvyanto.blogspot.com/2010/04/perkembangan-kurikulum-indonesia-dari.html#ixzz2Pgw1t8WM
[5]
Nurul hilmi, Dkk, Quantum Jurnal Madrasah Dan Pendidikan Agama Islam,
Madrasah Development Centre : 2005, hal. 36-37
[9] Ibid, hal. 42
Langganan:
Postingan (Atom)